Talk:Celukan Bawang power station
From the PJB website
Setelah sempat mandek setahun terakhir, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Celukan Bawang di Gerokgak, Buleleng, Bali, dipastikan berlanjut. Hal ini menjadi kabar baik bagi keamanan pasokan listrik di Pulau Dewata, yang diharapkan berjalan seiring dengan rencana proyek listrik yang dialirkan kabel di atas laut dari Pulau Jawa atau Bali Crossing.
Investor utama proyek PLTU Celukan Bawang, PT General Energy Bali, menggaet dua investor asal China untuk megaproyek yang akan menghasilkan listrik berdaya 780 megawatt itu. Keduanya adalah China Huadian Engineering Corporation dan China Huadian Development.
Kepala Humas PLN Area Bali Nusa Tenggara Agung Mastika, Minggu (31/10), menyatakan, selaku pihak ketiga yang nantinya membeli listrik produksi PLTU Celukan Bawang, PLN berharap proyek itu selesai tepat waktu.
Peletakan batu pertama kelanjutan proyek tersebut dilakukan di Celukan Bawang, awal pekan lalu, dan komitmen itu dipertegas Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menerima kunjungan anggota Komisi IV DPR di Denpasar, akhir pekan lalu. Ia mengungkapkan, tahap pertama megaproyek itu ditargetkan selesai Juli 2012, dengan nilai investasi Rp 7 triliun.
Menurut Pastika, kesepakatan dengan investor baru dicapai dalam Forum Energi ASEAN-China di China. Pembangunan PLTU Celukan Bawang merupakan proyek PLTU terbesar yang dibangun China Huadian Engineering Corporation di luar China.
Pembangunan PLTU Celukan Bawang yang ditandatangani tahun 2007 berjalan lambat. Saat Kompas mengunjungi lokasi itu tahun 2009, baru terpasang 108 dari total 4.020 tiang pancang untuk menara cerobong asap. Proses pembebasan lahan pun belum tuntas.
Proyek ini diperkirakan menghasilkan listrik sebesar 1.029 MW dalam dua tahap, masing-masing 3 x 143 MW dan 2 x 330 MW. PLTU ini tidak saja diharapkan mengatasi krisis listrik di Bali, tetapi juga membantu pasokan listrik di luar Bali.
Total pasokan listrik di Bali saat ini 562 MW, terdiri dari PLTG Pesanggaran (152 MW), PLTG Gilimanuk (130 MW), PLTGU Pemaron (80 MW), dan pasokan dari jaringan listrik Jawa-Bali 200 MW. Dengan beban puncak listrik di Bali 480 MW, hanya diperoleh cadangan listrik maksimal 82 MW. Jumlah itu, kata Agung Mastika, masih kurang. Seiring rencana Bali Crossing dengan target mengaliri listrik hingga 1.200 MW, ketersediaan listrik Bali pada masa depan diharapkan optimal. (BEN)
Sumber : Kompas - Buleleng, 1 November 2010
Gambar : gettyimages.com < Prev Next >
